Video Peti Mati Diangkut Sepeda Motor Viral, Begini Penjelasannya
0 VIEWS
Foto: Tangkapan layar video seorang pengendara mengangkut peti mati (peti jenazah) menggunakan sepeda motor. |
“Pak Jokowi lihatlah kampung kami. Bawa peti matipun susah harus naik motor sejauh 3 km Dusun Bulumalando, Nagori Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumut. Sampai saat ini belum bisa dilalui kendaraan roda 4, dan 76 tahun Indonesia merdeka,”Sebuah video viral sepeda motor angkut peti jenazah (peti mati) di Nagori Dolok Parmonangan dengan keterangan tersebut di atas sedang hangat dan banyak diperbincangkan di berbagai media.
Video tersebut banyak dibahas dan si beritakan di berbagai media seperti media berita online, media sosial Facebook maupun YouTube dan lainnya.
Foto: Tangkapan layar hasil pencrian media yang memberitakan video viral pengangkutan peti mati menggunakan sepeda motor. |
Menanggapi berita tersebut, Tim KABAR NAGORI mencari informasi lebih lanjut dibalik video viral dan menemukan berbagai fakta seperti dilansir dari situs MISTAR.ID dan berbagai situs media lainnya:
Remington Manurung, Pangulu Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan beri penjelasan terkait video yang sempat viral seorang warga yang mengangkut peti mati menggunakan sepeda motor di jalan rusak yang berlokasi di Huta Bulu Malando, Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan.
1. Pangulu Nagori Dolok Parmonangan beri penjelasan terkait video yang sempat viral
Foto: Remington Manurung, Pangulu Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun |
2. Kondisi jalan rusak sejak lama
Remington mengatakan bahwa kondisi jalan tersebut memang rusak sejak lama, namun Pemkab Simalungun terus melakukan perbaikan sejak tahun 2002.
“Tahun 2002 itu, jalan ke sana itu jalan setapak. Dulu kami buat permohonan ke Pemkab Simalungun, ternyata ada masyarakat yang keberatan untuk membebaskan lahannya dipakai menjadi jalan,” kata Remington menjelaskan.
Dengan adanya keberatan dari masyarakat setempat soal perbaikan jalan, pemerintah nagori kemudian mengalihkan perbaikan jalan ke dusun lainnya.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2005 pemerintah nagori kemudian mengajukan listrik masuk desa ke Pemkab Simalungun dan akses listrik pun terwujud dengan bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Remington juga menjelaskan bahwa akses listrik tersebut seiring dengan pembukaan jalan. Dan bukan hanya itu saja, dia juga menjelaskan bahwa pemerintah terus memperhatikan akses jalan yang panjangnya mencapai 3,5 km.
Hanya saja, kondisi kontur tanah yang curam di beram jalan tersebut menjadi kendala perbaikan.
“Pada tahun 2019 kita juga sudah bangun jembatan di akses jalan itu dengan biaya APBD sekitar Rp 700 juta lebih,” katanya.
Pada saat pembangunan jembatan permanen itu, seorang kepala tukang menjadi korban meninggal dunia karena tertimpa batu, dan untuk proses evakuasi jenazah berlangsung hingga larut malam.
“Tahun 2020 kita anggarkan untuk rabat beton, namun karena kendala pandemi Covid-19, kita refocusing anggaran untuk bansos." Tambah Remington.
"Tahun 2022 inilah kita rencanakan rabat beton sepanjang 200 meter,” ungkapnya.
Remington kembali menyampaikan bahwa pihaknya sempat berkoordinasi dengan suatu perusahaan untuk meratakan jalan. Hanya saja warga menolak karena saat itu musim penghujan dan warga takut tanah tersebut menjadi lumpur dan sulit dilalui.
“Waktu itu mereka sudah survei dan bersedia memperbaiki jalan. Tapi karena situasi musim hujan, mereka menolak karena musim hujan, takut tanah menjadi lumpur,” katanya lagi.
Sain itu juga, Remington menyebut pihaknya memperhatikan keluhan warga dengan mengunggah video jalan rusak ke Facebook. Justru dengan ini diharapkan ada perhatian dari pemerintah atas dan institut terkait.
“Jadi di Dusun Bulumalando itu cuma 19 Kepala Keluarga (KK). Dari ke-19 KK itupun 3 KK diantaranya sudah pindah ke pinggir jalan besar,” kata Remington.
Awalnya, video tersebut diunggah sebuah akun Facebook @Lamat Ludin pada Senin (10/01/22) dan peti mati yang ada dalam video tersebut ditujukan untuk jenazah keluarganya.
Belakangan ini video tersebut untuk sementara atau mungkin telah dihapus, video itu sudah tidak dapat ditemukan lagi di akun @Lamat Ludin.
Selang beberapa hari, video sepeda motor pengangkut peti mati tersebut kembali diunggah ke Grup Facebook @Berita Simalungun (BS) oleh akun @Sardi M Poerba (https://facebook.com/groups/301604664403782/permalink/614307226466856/)
3. Tahun 2000, jalan tersebut diajukan perbaikan namun ada warga yang keberatan
“Tahun 2002 itu, jalan ke sana itu jalan setapak. Dulu kami buat permohonan ke Pemkab Simalungun, ternyata ada masyarakat yang keberatan untuk membebaskan lahannya dipakai menjadi jalan,” kata Remington menjelaskan.
Dengan adanya keberatan dari masyarakat setempat soal perbaikan jalan, pemerintah nagori kemudian mengalihkan perbaikan jalan ke dusun lainnya.
4. Tahun 2005 pemerintah nagori ajukan listrik dan terwujud
Foto: Peresmian listrik pefesaan di Huta Bulu Malando, Nagori Dolok Parmonangan (26/04/2018) |
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2005 pemerintah nagori kemudian mengajukan listrik masuk desa ke Pemkab Simalungun dan akses listrik pun terwujud dengan bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
5. Pemerintah terus perhatikan akses jalan
Remington juga menjelaskan bahwa akses listrik tersebut seiring dengan pembukaan jalan. Dan bukan hanya itu saja, dia juga menjelaskan bahwa pemerintah terus memperhatikan akses jalan yang panjangnya mencapai 3,5 km.
Hanya saja, kondisi kontur tanah yang curam di beram jalan tersebut menjadi kendala perbaikan.
6. Tahun 2019 pemerintah sudah bangun jembatan berbiaya 700 juta lebih
“Pada tahun 2019 kita juga sudah bangun jembatan di akses jalan itu dengan biaya APBD sekitar Rp 700 juta lebih,” katanya.
7 Pembangunan jembatan menelan korban meninggal dunia, evakuasi hingga larut malam
Pada saat pembangunan jembatan permanen itu, seorang kepala tukang menjadi korban meninggal dunia karena tertimpa batu, dan untuk proses evakuasi jenazah berlangsung hingga larut malam.
8. Tahun 2020 dianggarkan pembangunan rabat beton
“Tahun 2020 kita anggarkan untuk rabat beton, namun karena kendala pandemi Covid-19, kita refocusing anggaran untuk bansos." Tambah Remington.
9. Tahun 2022 direncanakan bangun rabat beton
"Tahun 2022 inilah kita rencanakan rabat beton sepanjang 200 meter,” ungkapnya.
10. Pemerintah sempat koordinasi dengan suatu perusahaan untuk meratakan jalan namun ditolak warga karena sedang musim hujan
Remington kembali menyampaikan bahwa pihaknya sempat berkoordinasi dengan suatu perusahaan untuk meratakan jalan. Hanya saja warga menolak karena saat itu musim penghujan dan warga takut tanah tersebut menjadi lumpur dan sulit dilalui.
“Waktu itu mereka sudah survei dan bersedia memperbaiki jalan. Tapi karena situasi musim hujan, mereka menolak karena musim hujan, takut tanah menjadi lumpur,” katanya lagi.
11. Pemerintah Nagori tetap memperhatikan keluhan warga
Sain itu juga, Remington menyebut pihaknya memperhatikan keluhan warga dengan mengunggah video jalan rusak ke Facebook. Justru dengan ini diharapkan ada perhatian dari pemerintah atas dan institut terkait.
12. Dihuni 16 Kepala Keluarga
“Jadi di Dusun Bulumalando itu cuma 19 Kepala Keluarga (KK). Dari ke-19 KK itupun 3 KK diantaranya sudah pindah ke pinggir jalan besar,” kata Remington.
13. Video viral mengangkut peti mati menggunakan sepeda motor awalnya diunggah Lamat Ludin
Awalnya, video tersebut diunggah sebuah akun Facebook @Lamat Ludin pada Senin (10/01/22) dan peti mati yang ada dalam video tersebut ditujukan untuk jenazah keluarganya.
Belakangan ini video tersebut untuk sementara atau mungkin telah dihapus, video itu sudah tidak dapat ditemukan lagi di akun @Lamat Ludin.
14. Video yang sama juga diunggah ke grup Facebook @BERITA SIMALUNGUN oleh akun @Sardi M Poerba
Foto: Tangkapan layar video viral kembali di ungggah Sardi M Poerba ke Grup Facebook BERITA SIMALUNGUN (BS) |
15. Untuk diketahui
Untuk diketahui, sebuah akun Facebook yang diduga merupakan masyarakat Simalungun mengunggah kondisi akses jalan yang sulit untuk masuk ke kampung mereka.
Video itu memperlihatkan betapa sulitnya melalui jalan sambil mengangkut peti mati.
Dengan memohon kepada Presiden Joko Widodo, akun bernama Lamat Ludin ini memberi keterangan bahwa akses masuk ke kampung mereka tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Pak Jokowi lihatlah kampung kami. Bawa peti matipun susah harus naik motor sejauh 3 km Dusun Bulumalando, Nagori Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumut. Sampai saat ini belum bisa dilalui kendaraan roda 4, dan 76 tahun Indonesia merdeka,” tulisnya.
Video tersebut memperlihatkan seorang warga yang mengendarai sepeda motor bebek mengangkut peti mati dengan mengikat peti mati di jok belakang.
Ia melintasi jalan-jalan perkebunan. Jalan yang dilalui pun masih jalan tanah dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
Melihat penjelasan di atas, semoga kita semuanya dapat mengambil hikmah dari setiap berita yang sedang viral. Dan untuk memajukan daerah kita, diharapkan semua elemen dapat bersinergi, baik masyarakat setempat, pemernitah maupun putra daerah yang berada di perantauan.
Video itu memperlihatkan betapa sulitnya melalui jalan sambil mengangkut peti mati.
Dengan memohon kepada Presiden Joko Widodo, akun bernama Lamat Ludin ini memberi keterangan bahwa akses masuk ke kampung mereka tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Pak Jokowi lihatlah kampung kami. Bawa peti matipun susah harus naik motor sejauh 3 km Dusun Bulumalando, Nagori Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumut. Sampai saat ini belum bisa dilalui kendaraan roda 4, dan 76 tahun Indonesia merdeka,” tulisnya.
Video tersebut memperlihatkan seorang warga yang mengendarai sepeda motor bebek mengangkut peti mati dengan mengikat peti mati di jok belakang.
Ia melintasi jalan-jalan perkebunan. Jalan yang dilalui pun masih jalan tanah dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
16. Kesimpulan
Melihat penjelasan di atas, semoga kita semuanya dapat mengambil hikmah dari setiap berita yang sedang viral. Dan untuk memajukan daerah kita, diharapkan semua elemen dapat bersinergi, baik masyarakat setempat, pemernitah maupun putra daerah yang berada di perantauan.